20 February 2015


Disaat kalian bertiga membaca lembaran ini, pasti kalian sudah dewasa, sudah tumbuh menjadi gadis yang cantik. Putri – putriku, ayah yakin sekarang mungkin salah satu diantara kalian sudah ada yang bekerja dan pasti sudah mendapatkan cita – citanya.
Dulu pernah terbayangkan oleh ayah disaat kalian telah tumbuh menjadi gadis dewasa yang cantik jelita. Disaat ayah telah tua dan tak bekerja lagi, ayah hanya menunggu didepan teras duduk manis ditemani segelas teh, menanti putri sulungku yang baru pulang kerja. Tersirat wajah lelah putriku yang bekerja keras seharian untuk membahagiakan keluarganya, ayah melambai penuh senyum menyapa putriku yang segera berlari ke arah ayah dan memeluk ayah. Dan berkata.
“ Kakak baru pulang? Pasti lelah masuklah ibumu telah membuatkan teh hangat untuk mu.”
Putriku menjawabnya dengan senyum dan segera mematuhi apa yang ayah bilang. Ayah tetap diteras menunggu kedua putrinya yang baru pulang dari sekolah. Ayah melakukan hal yang sama. Melambai dengan senyum menyapa kedua putrinya.
“ Kalian baru pulang, pasti hari disekolah sangat melelahkan, masuklah ibumu sudah menunggu.”
Putrinya hanya senyum menjawab dan segera mematuhi ayahnya. Ayah juga pernah berkhayal menyaksikan putri ayah menikah dan ayah berada disamping kalian putri – putriku menjadi wali di pernikahan kalian, berdiri dipelaminan menyalami tamu – tamu yang mengucapkan “ SELAMAT BAHAGIA ” untuk putriku dan suaminya.
Tapi semua itu hanya hayalan ayah saja. Yang tak bisa terpenuhi karena dokter telah memvonis bahwa umur ayah tak akan lama lagi.
Penyakit yang ayah derita semakin menggerogoti tubuh ayah yang sudah semakin lemah tak berdaya. Penyakit gagal ginjal yang ayah derita memang sudah tidah bisa diobati lagi, sehingga ayah hanya bisa pasrah dan ikhlas atas apa yang terjadi terhadap ayah. Ayah sudah ikhlas sewaktu – waktu ayah dipanggil oleh – Nya.
Putri – putriku hanya satu pesan yang ingin ayah sampaikan tolong jaga ibu dan teruslah belajar dan gapailah semua cita – cita kalian. Putri – putriku ayah sangat menyayangi kalian bertiga. Jadilah seperti yang ayah impikan.
Disaat kalian membaca lembaran ini mungkin ayah sudah tidak ada disamping dan bersama kalian.

= TAMAT =

* Mohon maaf bila ada salah dalam pengetikan, terima kasih.

PERHATIAN!!
Jika hendak mengcopy-paste cerpen ini dari blog ini, mohon disertakan sumbernya dari http://bosemga.blogspot.com  . dan cerpen ini bukan saya yang membuatnya tapi teman saya yang bernama : FARADILLA TSANIYAH, dan saya disini untuk mempublikasikannya.
Terima Kasih Telah Berkunjung...

0 komentar:

Post a Comment

Tolong berkomentar dengan baik dan sopan.
Terima Kasih

Advertisement