Lapangan basket sangat ramai, aku penasaran ada apa disana soalnya banyak anak cewek yang terburu-buru kesana. Sebenarnya aku sangat malas hari ini tapi karena rasa penasaranku, aku paksain deh untuk kelapangan. Tempat duduk dilapangan hampir penuh dan rata-rata semua siswi cewek yang banyak disitu. Dibarisan paling depan ada tempat duduk kosong, aku memutuskan duduk disitu.
“Emangnya, ada apa sih?”. Aku bertanya pada kakak kelas disampingku.
“Lo belum tau, kan ada pertandingan basket!”.
“Cuma pertandingan basket kok sebegininya?”.
“Bukan karena pertandingannya tapi pemainya”.
“Ha.. Pemainnya?”.
“Ih, nanya mulu! Pemainnya Raja, orangnya ganteng, pinter pokoknya so sweet banget tau”.
“Dari sekolah kita?”.
“Bukan dari SMP TUNAS BANGSA lawan sekolah kita. Lo murid baru ya? Soalnya nanyak mulu”.
“Iya.”
Ternyata hanya karena itu, aku kirain apa. Kalok mereka ngefans sama Raja berarti mereka dukung Timnya Raja dong bukan dukung Tim sekolahnya sendiri. Emangnya setampan apa sih Raja itu? Banyak banget fansnya. Disekolahku dulu kayaknya gak ada deh kayak begini. Harusnya temen ya harus dekung temen. Saat pertandingan akan dimulai, tim lawan memasuki lapangan, sontak saja mereka berteriak “RAJA”, mata ku pun tertuju pada Raja. “Oh itu yang namanya Raja, biasa aja kalok menurutku”.
“Rere”. Teriak maya yang langsung duduk disampingku.
“Eh maya. Dari mana aja lo, dari tadi gue nyari’in lo?”.
“Dari kantin, lagi pulakan aku gak suka basket ngapain dateng awal-awal”.
“Oh, lo gak ngefans sama Raja?”.
“Gak terlalu ngefans sih!. Emangnya kenapa re?”.
“Gak papa, dia uda lama ya jadi idola cewek-cewek?”.
“Udah, dari gue kelas VII sampek kelas VIII nama dia tuh selalu jadi pembicaraan. Oh ya, re sepulang sekolah kita ke MALL yuk!”.
“Hmmm, boleh”.
Jam pelajaran matematika pun dimulai. Setiap pelajaran matematika aku selalu deg-degan karena gurunya galak. Dikelas ku hanya aku dan Tommy yang selalu mendapat nilai bagus dan hanya kami yang bisa menyelesaikan soal yang ada dipapan tulis. Makanya setiap ada tugas matematika kami selalu bareng mengerjakan. Lagian rumah Tommy dengan rumahku berdekatan. Semenjak aku satu sekolah dengannya kami selalu berangkat bareng, makan bareng, dan main pun bareng. Aku dan Tommy juga pernah digosipin pacaran. Tapi kami menanggapnya biasa aja.
“Rere, tolong kerjakan soal yang ada didepan”. Bu Mia menyuruhku mengerjakan soal yang ada didepan.
“Iya, bu”. Aku melangkah ke depan.
“Bagus, silahkan duduk”.
“Iya, bu”.
Bel pulang berbunyi. Aku dan maya berjanjian untuk jalan-jalan ke Mall. Aku sudah tau tujuan utama Maya adalah toko baju. Karena Maya suka sekali baju. Kalau Maya uda di toko baju pasti dia gak mau pulang. Aneh dengan hari ini, Maya tidak biasanya membeli baju cowok.
“ Maya, itu kan baju cowok kok dibeli?”. Bingung sambil menatap Maya.
“Oh, ia Re. Gue lupa ngasih tau lo, besokkan Tommy ulang tahun”.
“Ha, benarkah! Yauda kamu cepet bayar terus temenin aku ke toko buku”.
“Ok. Bentar ya Re..!”.
Tommy kan pernah bilang samaku kalau dia tuh suka banget dengan komik. Bagaimana kalok aku memberikannya hadiah komik. Sambil melihat-lihat komik-komik keren sekalian liat buku Diary, siapa tau ada Diary unik. Aku sudah menemukan komik keren untuk Tommy yang berjudul “SAOLIN SOCKER”. Saat aku mengambilnya juga, ad orang yang mengambilnya. Jadi terjadi tarik-tarikan, aku berhasil menark komiknya. Tapi orang itu mendatangiku. Dan ternyata yang datang adalah RAJA.
“He itu kan gue duluan yang ngambil”. Raja datang dengan marah.
“Enak aja lo. Gue duluan, lo cari aja komik lain!”.
“Balikin gak, nyolotin banget sih jadi orang”.
“Gak mau. Aku duluan”. Lari menuju kasir.
“Hey kembalikan”.
“Ayo Maya kita pergi”. Menarik tangan Maya.
Maya sangat keheranan melihatku. Aku kesel banget lihat Raja. Resek banget sih. Aku terus menggandeng Maya ke Cafe. Aku lapar siapa tau aja kalok makan keselnya hilang. Aku memesan kue Brownies dan Maya memesan Jus jeruk aja karena dia belum lapar.
“Lo kenap sih Re, tarik-tarik gue?”.
“Habisnya gue kesel!”.
“Kesel sam siapa?”.
“Itu tadi sih Raja, kan gue duluan yang dapet komiknya”.
“Nah terus?”.
“Tapi dia nyolot banget kalok dia duluan, yauda gue sam dia tarik-tarikan”.
“Jadi, komiknya siapa yang dapat?”.
“Ya gue dong! Komik ini buat Tommy”.
“Re, pulang yuk!”.
“Yauda, yuk”.
Gak habis pikir kenapa Raja jadi idola wanita, tapi sifatnya aja kasar kayak gitu, malah gak mau ngalah lagi sama cewek. Untung aku berhasil dapetin. Mudah-mudahan aja Tommy suka. Suntuk sekali rasanya. Aku keluar dari kamarku dan mencari-cari mama..
“Ma...! Mama dimana sih”. Sambil terus memanggil-manggil Mama.
“Ya Re, Mama dihalam belakang”.
“Ma, Rere suntuk nih!”. Sambil menuju halaman belakang.
“Nah, terus bagaiman kalu suntuk?”.
“Ih Mama Rere serius nih”.
“Mama juga serius”.
“Ih Mama”. Agak ngambek.
“Jangan langsung ngambek gitu, yauda kalau gitu kita masuk aja yuk”.
“Ok”.
Mama meninggalkan halaman belakang menuju ke dapur. Hari ini kami akan masak “CUMI GORENG TEPUNG”. Mama menyalakan kompor sementara aku mencuci cumu-cumi yang akan dimasak. Setelah itu Mama menyiapkan tepung yang sudah diberi air dan menambahkan bumbu yang sudah diracik. “Mama biar Rere aja yang goreng!”. Beberapa menit kemudian cuminya sudah matang, itu berarti waktunya makan. Kami pun menuju meja makan.
“Hmmm, harumnya”. Sambil mencicipi cuminya.
“Enak gak Re?”. Tanya Mama padaku.
“Kasih tau gak ya?”. Gurau ku.
Gak dikasih tau pun juga gak apa-apa”. Canda Mama.
“Enak dan lezat, pokonya ini No. 1”.
“Thank you, nona Rere Claudia”. Kembali Mama bercanda.
“Sama-sama, Mama ku sayang”.
“Ha...ha...ha..., kamu lucu Re”. Kata Mama sambil tersenyum.
Hari ini Tommy Ulang Tahun, aku sudah membungkus hadiah untuk Tommy dengan rapi dengan menggunakan kertas kado berwarna merah. Aku berdiri didepan kaca, aku memerhatikan bajuku. Dan memakai dasi kemudian menyisir rambutku. “Ok, aku rasa sudah rapi”. Dan yang terakhir menyemprotkan farfum biar wangi. “Rere sudah selesai dandannya, kalau sudah cepet sarapan”. Teriak Mama. “Iya, Ma”. Dan segera turun.
“Cantik banget hari ini?”.
“Kan Rere uda cantik dari dulu, Mama baru tau ya?”.
“Kamu ini, kado buat siapa itu Re?”. Tanya Mama sambil melihat aku.
“Oh itu, buat Tommy. Kan hari ini dia ulang tahun”.
“Happy Birthday buat Tommy, tolong disapikan ya re”.
“Iya, ntar Rere sampaikan ke Tommy”.
“Yauda cepet, ntar kamu telat lagi!”.
“Iya, kalau gitu Rere berangkat ya ma. Assalamu’alaikum”.
Sambil mencium tangan mama. “Wa’alaikumsalam”.
Disekolah aku mengucapkan HAPPY BIRTHDAY Ke Tommy dan memberikan kado ke Tommy. Begitu juga dengan Maya, setelah itu aku, Tommy dan Maya selfie. Tommy bilang dia akan meneraktir kami nanti pulang sekolah.
Pelajaran Bahasa Indonesia, sangat aku tunggu-tunggu karena aku sangat menyukai pelajaran ini selain itu, juga karena Gurunya cantik dan baik hati. Rambutnya lurus panjang tetapi agak pirang , matanya berwarna coklat dan indah. Nama Gurunya adalah Bu Mala. Bu Mala ini keturunan Jawa-Belanda. Materi hari ini adalah tokoh Idola legendaris atau yang telah lama berkarir. Aku menjawab Yovie and Nuno.
“Rere, coba kamu nyanyikan lagu Yovie and Nuno?”.
“Ha..., yauda deh bu”.
“Meski pun engkau telah pergi mungkin tak kan kembali aku disini tetap disini sayangku. Aku masih rindu padamau aku masih sayang padamu. Meski kini cintamu bukan aku”.
“Ok, silahkan duduk kembali”.
“Iya bu”.
Tak terasa waktunya pulang. Tommy menepati janjinya, dia mengajak kami di cafe. Menu kali ini dia yang nentuin. “Salad buah dan jus jeruk” menjadi pilihannya. Aku tau kenapa Tommy memesan makanan itu, karena dia tidak suka makan berminyak dia lebih suka makanan yang sehat. Maklum saja dia kan Vegetarian.
“Besokkan libur, bagaimana kalau kita joging”. Kata Maya.
“Boleh, lo ikut Tom?”. Tanya ku pada Tommy.
“So pasti dong gue ikut, kalau untuk kesehatan kenapa enggak”.
“Idih.., gaya lo Tom. Kayak pakar kesehatan aja”.
“Bener tu”. Sahut Maya.
Kami pulang bertiga, sampai diperempatan komplek Maya berpisah jadi tinggal aku dan Tommy. “Re, lo sudah siap tugas MM belum?”. Tanya Tommy padaku. “Uda, kenapa Tom”. Aku balik bertanya. “Gak apa-apa”. “Oh, yauda Tom sampai besok. Bye..”. Sambil melambaikan tangan ke Tommy.
“Assalamu’alaikum”. Sambil membuka pintu.
“Wa’alaikumsalam, baru pulang Re?”. Tanya Mama padaku.
“Iya. Tadi ngerayain Ultahnya Tommy Ma”.
“Yauda, kamu mandi terus salat Magrib”.
“Iya Ma”.
Aku langsung mandi, kemudian salat terus aku ngerjain PR.”Rere, makan dulu”. Teriak Mama dari bawah. Lalu aku menutup bukuku kemudian menuruni tangga menuju keruangan makan.
“Mama masak apa hatri ini?”. Tanya ku sambil duduk di kursi.
“Sup ayam dan cumi goreng”.
“Papa belum pulang Ma”. Sambil melihat kursi yang masih kosong.
“Belum mungkin sebentar lagi. Yauda kamu makan dulu”.
“Ok”.
Selesai makan aku langsung menuju ke kemarku untuk menyelesaikan tugasku. Tiba-tiba handphone ku berbunyi, telepon dari Maya.
“Iya, ada pa Maya”. Mengangkat telepon.
“Re...Re”. Sambil terisak. Sepertinya Maya menangis.
“Maya lo kenapa?”. Mulai khawatir.
“Re. Papa gue uda gak ada”. Tangis Maya semakin pecah.
“Maya yang sabar ya, gua akan kesana”.
Kemudian aku mengganti baju lalu sms Tommy.
To : Tommy
“Tom, papanya Maya meninggal. Lo segera ketempat Maya ya...!”.
Dengan terburu-buru aku menuruni tangga. Dan melihat papa baru pulang. Aku menuju ruang makan untuk berpamitan sama Mama dan Papa.
“Papa baru pulang?”. Sambil mencium tangan Papa.
“Iya, Rere mau kemana kok pakai pakaian hitam dan kerudung”
“Aku mau kerumahnya Maya, Papanya meninggal”.
“Inalilahi”. Mama dan Papa serentak.
“Yauda ya ma,pa. Rere berangkat”. Sambil berlari.
“Ntar Mama dan Papa nyusul”. Mama agak berteriak.
Dirumah Maya suasana duka sangat terasa. Isak tangis terdengar diseluruh sudut ruangan. Ku lihat Maya yang menangis meratapi kepergian Papanya untuk selamanya. Kemudian aku memeluk Maya. Maya memeluk ku dengan erat dan menangis. Tangisan Maya sangat menyayat hatiku.
“Re, gue gak punya siapa-siapa lagi. Cuma Nenek ku yang aku punya”. Sambil menangis dengan sedihnya.
“Lo gak boleh bilang gitu Maya, lo kan masih punya gue dan Tommy”.
“Re, lo janji ya jangan tinggalin gue”.
“Gue janji Maya, lo jangan nangis lagi gak ada gunanya, mendingan lo ngaji buat papa lo”.
“Iya”.
Tak lama Papa dan Mama serta Tommy datang. Tommy langsung memeluk Maya. “Lo yang sabar ya Maya”. Tommy menghibur Maya. Rasanya sedih sekali melihat sahabatku, dia kehilangan Papa yang sangat dicintainya.
Beberapa bulan telah berlalu. Maya sudah mulai bisa tersenyum. Meski terkadang dia selalu menangis dengan spontan saat ia teringat pada Papanya. Hari ini libur sekolah, jadi Aku, Maya, dan Tommy memutuskan untuk joging. Jam 06.00 WIB udara masih terasa segar dan sejuk. Aku mengambil handphone ku dan sms Maya.
To : Maya
“May, gue uda siap. Gue tunggu ya didepan kompleks”
Kami berkumpul didepan kompleks. Kami mulai berlari menuju taman sambil cerita-cerita. Karena asyik bercerita aku tak lihat jalan dan GUBRAK!!. Aku menabrak seseorang dan orang itu adalah Raja.
“Aduh maaf-maaf”.
“Kalau jalan pakai mata dong”. Sambil berdiri ketika kami sama-sama melihat.
“Ha, ternyata Elo!”. Kami berkata dengan serentak.
“Ngapain lo disini?”. Tanya Raja dengan marah.
“Suka-suka gue dong, masalah buat lo!”.
“Apa jangan-jangan lo ngikutin gue ya?”.
“Idih, sorry la ya gue aja gak kenal elo. Ge’er banget jadi orang. Minggir gue mau lihat”. Pergi meninggalkannya.
Aku meneruskan Jogingku tak menghiraukan Raja. Kenapa harus ketemu Raja. Ngeselin banget tu orang. Uda 2 jam lebih kami joging, kami memutuskan untuk istirahat dan duduk di bangku taman. Tommy membeli minum ke kantin. Aku dan Maya tetep duduk di nbangku.
“Re, lo tadi kenapa sama Raja?”.
“Oh, itu tadikan gue gak sengaja nabrak dia!”.
“Re lo aneh deh. Biasanya kalau cewek ketemu Raja pasti bakal senang!”.
“Itukan mereka. Bukan Gue”.
Tak terasa sudah mulai siang. Kami memutuskan untuk pulang kerumah. Kami berpisah didepan rumahku. Tommy pulang kerumahnya sementara itu Maya ikut dengan ku. Maya menginap dirumahku untuk beberapa hari.
“Assalamu’alaikum”. Aku dan Maya mengucap salam.
“Wa’alaikumsalam”. Jawab Mama.
“Hy Tante”.
“Eh Maya, nginep disini kan?”.
“Iya Tante”.
“Mama lagi ngapain?”.
“Bikin cemilan. Oya Re kita makan siang diluar ya?”.
“Ok, papa mana ma?”.
“Tuh, ngasih makan ikan. Ganti baju sana, siap itu kita ngeteh diruang keluarga”.
“Ok, Ma”.
Aku mengantarkan Maya kekamarnya, terus aku mengganti bajuku. Dikamarku aku menulis buku Diaryku, aku menuliskan tentang kejadian ditaman tadi. Sampai sekarang aku masih kesel sama Raja.
Maya mengetok pintu kamarku. “Re, katanya disuruh keruang keluarga”. Aku membuka pintu. “Iya, yauda yuk”. Kami menuruni tangga menuju ruang kelurga. Disana mama dan papa sudah menunggu kami. Kamipun duduk disamping papa. Mama lalu menuangkan teh untuk kami.
“Papa uda keler ngasih makan ikannya?”.
“Uda, sekarang waktunya buat kamu dan mama”. Sambil memakan biskuit buatan mama.
“Pa, gak bawa novel buat aku”.
“Ada tu ditas. Papa belikan buat putri papa tersayang”.
“Ada berapa novelnya, terus seru gak ceritanya?”.
“Ada 3 novel dan dijamin menarik”.
Kami bercengkrama sambil menikmati biskuit dan teh buatan mama, diruang keluarga.
“Maya, nenek kamu apa kabar?”. Tanya papa.
“Baik, om”.
Disekolah hari ini sangat ramai dan riuh karena Raja datang kesekolah ku tapi kali ini bukan untuk main basket. Semua siswa dan siswi berkumpul diaula untuk mendengar pengumuman. Dibogor akan diadakan lomba bernyanyi duet tingkat SMP. Dari dua SMP akan bernyanyi duet mewakili SMPnya. Kali ini sekolahku SMP TUNAS BANGSA dengan sekolah Raja SMP BINA BANGSA bergabung dan Bu Mela memilih aku mewakili SMP TUNAS BANGSA. Dan aku akan berduet dengan Raja.
“Maya gue bete banget”.
“Kenapa emang Re?”.
“Lo tau gak. Gue mesti duet sama Raja. Kan gue sama dia pasti latihan”.
“Lo tuh aneh banget. Semua cewek pasti pengen banget kayak lo”.
“Is. Oga banget gue latihan berdua sama dia. Uda keras kepala, nyolot banget jadi orang”.
“Re..Re”. Sambil menunjuk ke belakang
“Apa lo bilang!”. Raja datang tiba-tiba.
“Gue gak bilang apa-apa. Kenapa emangnya?”.
“Nanti gue tunggu di gerbang sekolah, kita latihan dirumahku”.
“Ok. Baiklah”.
Pulang sekolah nanti Raja menungguku di gerbang. Kami akan latihan di rumah Raja. Apa jadinya nanti, gue kan sama dia selalu berantem. Apa Raja bisa nyanyi yang aku tau dia cuma bisa main basket doang. Bel berbunyi menandakan jam pulang seolah. Kali ini aku gak pulang sama Maya karena harus latihan sama Raja. Sebenarnya aku males banget. Aku sengaja berjalan agak lambat. Handphone ku berbunyi ternyata BBM dari Raja. Heran dari mana dia dapat pin BB ku.
“Cepatlah, kau jalan sangat lambat!”.
Aku tak memperdulikan BBMnya. Aku tetap berjalan sangat lambat. “Biarin aja tuh Raja nungguin sampai kepanasan”. Dan begitu sampai di gerbang. Aku sudah menebak pasti Raja akan marah-marah.
“Lo ngapain aja sih Re, lama banget. Gue uda nungguin lo dari tadi”.
“Maaf, jangan marah mulu kenapa sih?”.
“Yauda ayo”. Sambil menarik tangan ku.
“Aduh..., Raja gue laper makan dulu ya. Please?”. Sambil melepaskan tangan ku dari genggaman Raja.
“Makannya dirumah ku aja, pasti Mama gue uda nunggu”.
“Yauda deh. Terserah lo aja”.
Sepanjang jalan aku ngerasah aneh. Aku ngerasah deg-degan. Kami gak berbicara sepatah kata pun. Gak terasa kami uda nyampek dirumahnya Raja. Terlihat Mamanya Raja sudah menunggu diruang tamu sambil membaca majalah.
“Assalamu’alaikum”. Akmi mengucap salam serentak.
“Wa’alaikumsalam, Raja baru pulang?”. Sambil tersenyum.
“Ia ma. Oya ma kenalin ini Rere. Kami mau latihan dirumah”.
“Hy Tante”. Sambil tersenyum menyapa Mamanya Raja.
“Mari kita makan sama-sama”.
“Ia Tante”.
Aku dan Mamanya Raja menuju keruang makan sementara Raja mengganti baju. Mamanya Raja menyiapkan makanan dan minuman di meja, sepertinya sangat repot. Aku menghampiri Mamanya Raja. “Tante Rere bantuin ya?”. Tanyaku menawarkan bantuan. “Gak usah Re. Biar tante aja”. “Gak apa-apa kok Tante”. Aku membantu Mamanya Raja menyiapkan makanan.
Kami berkumpul diruang makan , aku mencicipi masakan Mamanya Raja. Rasanya sangat nikmat dan lezat. Lama kami hanya berdiam. Mamanya Raja memulai pembicaraan.
“Rere satu sekolah ya sama Raja?”.
“Ngak Tante. Rere sekolah di SMP TUNAS BANGSA”.
“Tau gak Re. Kamu temen cewek pertama yang dibawa Raja kerumah”.
Aku hanya tersenyum saja, tak menjawab perkataan Mamanya Raja.
“Re. Cepet makannya siap itu langsung latihan”.
“Iya, galak banget sih jadi cowok?”.
“Raja emang begitu Re. Tapi Raja baik kok”.
“Iya Tante”.
Selesai makan kami menuju kamar Raja. Kamar Raja berada di lantai atas sama seperti kamarku. Raja jalan terlalu cepat aku sulit untuk mengikutinya. Sebelumnya aku gak pernah nyangka bisa kerumah Raja terus bisa kenal sasa Mamanya. Ketika Raja buka pintu kamarnya, aku sangat takjub karena dia mempunyai Dram, Keyboard, Gitar, Bas. Dinding kamarnya penuh dengan poster pemain basket dan beberapa musisi juga penyanyi luar negeri.
“Raja kau juga suka dengan musik?”.
“Iya, aku sebenarnya sangat menyukai musik”.
“Kalau kau disuruh memilih antara basket dengan musik. Kamu pilih yang mana?”.
“Memilih keduanya. Sudahlah kau terlalu banyak tanya”.
“Ok, lagu apa yang kita nyanyikan?”.
“Aku belum tau. Tapi apa kamu bisa bernyanyi?”.
“Kamu menyepelekan aku. Kau sendiri apa bisa bernyanyi?”.
“Aku bisa. Coba kamu bernyanyi aku ingin mendengar suaramu?”.
“Baiklah”.
Raja menantang aku bernyanyi. Dia sok banget jadi orang, dia kira hanya dia yang bisa bernyanyi aku juga bisa. Aku mengambil gitar lalu bernyanyi.
“Aku tak habis pikir kurangku dimana kau tega melepaskan aku terdiam aku sepi tanpamu dimanakah letak hatimu. Kau putuskan untuk mendua dengan dia dibelakangku padahal ku pilih kamu jadi cinta terakhir”.
Raja melihatku tak berkedip. Sangat lama dia terdiam menatapku. Aku melambaikan tanganku ke matanya baru dia berkedip “Kamu kenapa menatapku seperti itu?”. “Tak apa-apa, ternyata suaramu bagus”. Setelah kami pikir-pikir, akhirnya kami mmemilih lagu dari band kotak yang berjudul “Apa Bisa”. Dalam lagu ini Raja memilih memainkan alat musik Gitar.
“Jika aku jadi kamu aku akan dengarkan. Jika aku jadi kamu aku akan perhatikan yang ku keluhkan selalu. Pantasnya kamu dengarkan aku dulu. Kali ini apa masih bisa aku tahan denganmu sebenarnya apa masih bisa kamu sayang aku. Apa Bisa”.
Lumayan sulit menurutku tapi tidak bagi Raja. Ternyata Raja sudah sangat berpengalaman di bidang musik. Jadi tidak heran kalau dia tidak merasa kesulitan.
“Raja uda sore nih, Mama pasti sudah nungguin aku”.
“Ok, latihannya kita lanjutkan besok. Aku anterin kamu pulang ya?”.
“Yauda, Mama kamu mana?”.
“Mungkin dihalaman”.
Kami menuruni tangga menuju kehalaman. Aku berpamitan dengan Mamanya Raja. “Tante, Rere pulang ya?”. “Iya Re. Kamu diantarkan pulang sama Rajakan?”. “Iya. Dah Tante”. Sambil melambaikan tangan. Sepanjang jalan kami hanya diam. Aku mulai berbicara. “Raja, nanti kalau ada apa-apa sms aja. Jangan lewat BBM”. Raja hanya mengangguk. Tak lama kami pun sampai.
“Makasih ya uda dianterin. Gak singgah dulu?”.
“Gak. Gue langsung pulang aja”.
“Yauda. Bye-Bye”.
Dirumah Mama dan Papa menungguku. Mereka menungguku diruang tamu. “Re, uda makan?”. Tanya Papa. “Uda Pa. Tadi mamanya Raja nyuruh Rere makan”. “Kalu gitu sekarang kamu mandi. Terus kita salat berjama’ah” kata Mama. Aku menuju kamarku untuk mandi dan salat.
Biasanya kalu malam gak ada PR aku selalu baca novel. Tapi Papa belum beli novel baru jadi aku memutuskan untuk melukis. Berkali-kali handphone ku berdering tapi aku membiarkannya. Ternyata sms dari Raja.
From : Raja
“Re, besok pulang seolah ku tunggu ditaman. Jangan lupa”.
Waktu menunjukan pukul 21.00 WIB. Aku mulai mengantuk dan tertidur. Saat aku tertidur lelap Mama masuk kekamarku untuk menyelimutiku dan mematikan lampu.
Jam beker ku terus berbunyi dari tadi. Sulit sekali untuk membuka mata, rasanya sangat mengantuk. “Re bangun. Apa kamu gak sekolah”. Suara Mama membangunkanku. Lalu aku mandi dan bergegas sarapan.
“Pagi, Pa”. Menghampiri meja makan.
“Pagi. Re hari ini pergi bareng Papa kan?”.
“Iya dong”. Mengambil roti dan piring.
Tak lama aku dan Papa berpamitan dengan Mama. Pagi ini sangat cerah dan hari ini gak macet, jadi aku datang lebih awal. Tiba-tiba Maya datang dari belakang mengagetkan ku.
“Re, bagaimana latihannya semalam?”.
“Baik. Mamanya Raja juga ramah”.
“Oh..”.
“Tommy mana? Biasanya kalian bareng?”.
“Gak tau. Soalnya tadi Tommy gak ada nunggu di perempatan. Gue kira dia uda duluan”.
“Oh.. Yauda masuk yuk”.
Bel berbunyi menandakan jam pelajaran pertama dimulai. Pelajaran IPS. Hari ini membahas tentang sejarah dan tokoh-tokoh terkenal didunia. Lumayan lah materi hari ini tak perlu menghitung.
Jam istirahat Aku, Maya, dan Tommy memilih untuk kekantin sekolah. Kami memesan bakso dan es teh manis dingin. Sambil menikmati bakso kami bercengkrama dan bercanda. Tiba-tiba kakak kelas datang menghampiriku.
“Rere Claudia ya?”.
“Iya, ada apa ya kak?”.
“Cuma mau nyampein pesan dari Bu Rica. Katanya dia gak masuk hari ini. Dia bilang nanti tugasnya kasih ke Rere Caludia kelas 8A”.
“Oh... Makasih ya kak”.
“Sama-sama”.
Tak lama bel pun berbunyi. Aku menuliskan tugas dari Bu Rica di papan tulis. Dan akhirnya bel pulang berbunyi. Aku, Maya, dan Tommy pulang bareng. Dijalan mereka berdua menceritakan aku latihan di rumah Raja.
“Re, sayang banget waktu itu lo gak ikutan?”. Mereka berdua.
“Emangnya kenapa?”.
“Kita nonton DVD keren banget”. Kata Maya.
“DVD apa judulnya?”
“Ituloh DVD terbaru yang berjudul MENARA”.
“Wah keren tuh. Kapan-kapan nonton lagi ya?”.
“Boleh”.
Dirumah sepi, Mama kemana ya? Tumben aja biasanyakan diruang tamu nungguin aku. Mungkin Mama lagi belanja. Aku mengganti bajuku. Rasanya ngantuk banget dan aku pun tertidur . handphone ku terus berdering. Males banget untuk bangun. Tapi akhirnya aku bangun dan melihat handphone ku. Sms dari Raja.
From : Raja
“Re lo dimana. Gue uda nungguin 1 jam lebih. Lo gak dateng-dateng”.
Ya ampun aku lupa. Aku kan uda janji sama Raja. Pasti dia marah nih. Aku ngambil tas dan langssung pergi ketaman menemui Raja.
“Maaf, maaf, maaf banget. Gue lupa”.
“Re. Lo gimana sih. Pegel nih gue!”.
“Maaf, gue beneran lupa”.
“Yauda-yauda, hari ini latihannya di studio”.
“Ok. Terserah kamu saja”.
Sebelum latihan Raja mengajak aku makan. Terus ke toko jam. Raja membelikanku jam tangan berwarna merah mudah bergambar Hello Kitty. Semenjak itu Aku dan Raja sering jalan berdua. Walaupun lombanya uda selesai. Kami mendapat juara pertama. Banyak orang memuji suaraku. Dan mengucapkan selamat untukku.
From : Raja
“Rere gue tunggu di tempat biasa. Jangan sampai telat”.
Hari ini Aku dan Raja janjian untuk ketemu di cafe biasa tempat kami makan. Aku memutuskan untuk jalan kaki begitu aku sampai Raja juga sampai, lalu aku lambaikan tanganku. Kemudian Raja membalas lambaianku. Raja menyuruhku untuk menunggu. Saat Raja menyebrang ada mobil yang akan melintas aku mencoba memberitahu Raja, tapi Raja gak menghiraukan aku. Dan tiba-tiba terdengar suara benturan keras. Aku berlari dengan cepat menuju kerumunan orang ku lihat tubuh Raja tergeletak lemah penuh luka dan aku menghampirinya.
“Raja”. Sambil menagis
“Rere”. Membuka matanya. “Re kamu jangan nangis aku gak apa-apa kok. Rere sebenarnya aku suka sama kamu aku cinta sama kamu”. Lalu Raja menghembuskan nafas terakhirnya.
“RAJA..!!”. Seketika tangisku meledak. “Aku juga mencintaimu”.
Aku gak menyangka kejadian ini terjadi. Sekarang Raja uda gak ada. Mungkin dia uda tenang disana, masa-masa bersamamu akan selalu ku ingat. Aku juga mencintaimu RAJA. Kini kau telah meninggalkan ku untuk selamanya..
I LOVE RAJA FOREVER
= TAMAT =
* Mohon maaf bila ada salah dalam pengetikan. Terima Kasih.
PERHATIAN!!
PERHATIAN!!
Jika hendak mengcopy-paste cerpen ini dari blog ini, mohon disertakan sumbernya dari http://iqbalramadani.blogdetik.com dan http://bosemga.blogspot.com . dan cerpen ini bukan saya yang membuatnya tapi teman saya yang bernama : FARADILLA TSANIYAH, dan saya disini untuk mempublikasikannya.
Terima Kasih Telah Berkunjung...
Ceritanya sangat menyedihkan..
ReplyDelete