Saat aku ingin pulang kerumah langit mulai mendung, langit
yang tadinya cerah menjadi hitam dan kelam. Saat tiba didepan pintu rumah aku
mendengar pertengkaran yang sangat hebat antara Ibu dan Ayahku. “Jadi mau kamu
apa?” “Yang aku mau kamu ceraikan aku!” “Baik! Sekarang jiga kita cerai!.” Mendengar
kata perceraian dari mulut mereka berdua rasanya nafasku sesak sekali, dadaku
sangat sakit. Aku berlari sekuat-kuatnya dan aku berhenti ditengah jalan yang
sepi. Hujan turun dengan lebatnya. Aku seakan tak peduli, aku berteriak
sekuatnya. Ditengah lebatnya hujan aku berdiri sendiri meratapi penderitaanku. Perlahan-lahan
tubuhku mulai lemas seakan aku tak kuat lagi berdiri, mataku terasa gelap dan
perlahan-lahan tubuhku terjatuh. Saat tersadar aku sudah berada dikamarku.
“ Dea uda sadar? Apa yang Dea lakukan disana?” Tanya
Ibu padaku. Aku tak menjawab.
“ Dea mau apa? Mau liburan atau pesta ulang tahun?”
“ Aku tak mau liburan, aku tak mau pesta, aku tak
mau apa – apa. Aku benci Ibu!” Sambil menangis.
“ Dea, kenapa bicara begitu? Ibu sayang sama Dea.”
“ Ibu tak sayang padaku, kalian berdua tak sayang
padaku.”
“ Dea.” Ibu memanggil namaku.
“Aku gak mau bicara sama Ibu. Ibu keluar dari kamar
Dea!” menarik selimut menutupi wajahku.
Lalu Ibu keluar dari kamarku. Aku menangis sendiri,
kenapa semua terjadi padaku. Kenapa aku tak pernah merasakan kebahagiaan Tuhan,
apa aku salah bila aku bahagia. Sepanjang hidupku aku selalu merasakan
penderitaan. Ibu mengetuk pintu kamarku kemudian dia masuk membawa semangkuk
sup, teh hangat dan beberapa obat. Dia duduk disampingku, dan bertanya padaku “
Dea menangis?” Aku tak menjawab. Aku hanya diam saja dengan berlinang air mata.
“ Dea makan ya. Siap itu minum obat.”
Aku tetap diam.
“ Kata dokter, besok Dea sudah bisa sekolah.”
Kemudian Ibu mengelus rambutku tapi aku coba
mengelak. “ Jangan sentuh aku!” Sambil memegang tangan Ibu.
Ibu menarik nafas panjang kemudian dia berbicara.
“ Sampai kapan, Dea gak mau bicara sama Ibu? Ya,
sudahlah kalau Dea tetap gak mau bicara sama Ibu.” Yang jelas Ibu gak mau
kehilangan Dea.
Jam menunjukkan pukul 21.00 WIB. Rasanya ngantuk
banget. Mataku pun terpejam . ibu mematikan lampu lalu mencium keningku. Tak berapa
lama Ayah pulang. Dia langsung menghampiri ku dikamar. Dia membawakan ku bingkisan karena dia melihat ku tertidur
pulas. Jadi dia meletakkan bingkisan iu di atas meja.
------------*-----------
Besok pagi aku membuka bingkisan dari Ayah. Isinya Boneka.
Setelah itu aku mandi dan menyisir
rambutku. Saat aku akan sarapan terdengar suara ayah dan ibu bertengkar diruang
makan. Niatku untuk sarapan ku urungkan. Aku turun dari tangga.
“ Diam!” Air mataku mulai menetes.
“ Kalian berdua... kalian memang gak sayang sama
aku! Aku capek kalau kayak begini... melihat kalian berantem terus!”
Aku membanting piring dimeja makan dan pergi
meninggalkan ayah dan ibu. Sepanjang jalan air mataku jatuh. Rambutku yang
terurai tersibak terhembus angin. Saat aku berjalan melewati lapangan basket
banyak sekali yang memerhatikanku, karena aku berjalan sambil tak
henti-hentinya menangis. Saat aku lewat didepan sekumpulan anak cowok, mereka
juga memerhatikanku.
“ Siapa dia?” Tanya salah satu anak cowok.
“ Dia, namanya Deandra Alexandra. Kenapa cantik kan?”
“ Kelas berapa?”
“ Dia anak kelas VIII A.”
“ Dia cantik ya?” Rambutnya keriting ikal, matanya
coklat, dan kulit sawo matang “ Tapi kenapa dia menangis?”
“ Gak tau. Lo samperin aja mana tau “ MODUS!””
------------*-----------
Ditaman sekolah aku menyendiri. Menatap keatas
langit dengan mata yang sembab habis menangis. Kenapa harus begini, kenapa aku
yang mesti merasakan ini semua. Tiba-tiba seseorang menghampiriku.
= Bersambung =
*
Mohon maaf bila ada salah dalam pengetikan. Terima Kasih.
PERHATIAN!!
Jika
hendak mengcopy-paste cerpen ini dari blog ini, mohon disertakan sumbernya dari
http://iqbalramadani.blogdetik.com
dan http://bosemga.blogspot.com
. dan cerpen ini bukan saya yang
membuatnya tapi teman saya yang bernama : FARADILLA TSANIYAH, dan saya disini
untuk mempublikasikannya.
Terima
Kasih Telah Berkunjung...
0 komentar:
Post a Comment
Tolong berkomentar dengan baik dan sopan.
Terima Kasih