12 February 2015



Saat aku ingin pulang kerumah langit mulai mendung, langit yang tadinya cerah menjadi hitam dan kelam. Saat tiba didepan pintu rumah aku mendengar pertengkaran yang sangat hebat antara Ibu dan Ayahku. “Jadi mau kamu apa?” “Yang aku mau kamu ceraikan aku!” “Baik! Sekarang jiga kita cerai!.” Mendengar kata perceraian dari mulut mereka berdua rasanya nafasku sesak sekali, dadaku sangat sakit. Aku berlari sekuat-kuatnya dan aku berhenti ditengah jalan yang sepi. Hujan turun dengan lebatnya. Aku seakan tak peduli, aku berteriak sekuatnya. Ditengah lebatnya hujan aku berdiri sendiri meratapi penderitaanku. Perlahan-lahan tubuhku mulai lemas seakan aku tak kuat lagi berdiri, mataku terasa gelap dan perlahan-lahan tubuhku terjatuh. Saat tersadar aku sudah berada dikamarku.
“ Dea uda sadar? Apa yang Dea lakukan disana?” Tanya Ibu padaku. Aku tak menjawab.
“ Dea mau apa? Mau liburan atau pesta ulang tahun?”
“ Aku tak mau liburan, aku tak mau pesta, aku tak mau apa – apa. Aku benci Ibu!” Sambil menangis.
“ Dea, kenapa bicara begitu? Ibu sayang sama Dea.”
“ Ibu tak sayang padaku, kalian berdua tak sayang padaku.”
“ Dea.” Ibu memanggil namaku.
“Aku gak mau bicara sama Ibu. Ibu keluar dari kamar Dea!” menarik selimut menutupi wajahku.
Lalu Ibu keluar dari kamarku. Aku menangis sendiri, kenapa semua terjadi padaku. Kenapa aku tak pernah merasakan kebahagiaan Tuhan, apa aku salah bila aku bahagia. Sepanjang hidupku aku selalu merasakan penderitaan. Ibu mengetuk pintu kamarku kemudian dia masuk membawa semangkuk sup, teh hangat dan beberapa obat. Dia duduk disampingku, dan bertanya padaku “ Dea menangis?” Aku tak menjawab. Aku hanya diam saja dengan berlinang air mata.
“ Dea makan ya. Siap itu minum obat.”
Aku tetap diam.
“ Kata dokter, besok Dea sudah bisa sekolah.”
Kemudian Ibu mengelus rambutku tapi aku coba mengelak. “ Jangan sentuh aku!” Sambil memegang tangan Ibu.
Ibu menarik nafas panjang kemudian dia berbicara.
“ Sampai kapan, Dea gak mau bicara sama Ibu? Ya, sudahlah kalau Dea tetap gak mau bicara sama Ibu.” Yang jelas Ibu gak mau kehilangan Dea.
Jam menunjukkan pukul 21.00 WIB. Rasanya ngantuk banget. Mataku pun terpejam . ibu mematikan lampu lalu mencium keningku. Tak berapa lama Ayah pulang. Dia langsung menghampiri ku dikamar. Dia membawakan  ku bingkisan karena dia melihat ku tertidur pulas. Jadi dia meletakkan bingkisan iu di atas meja.
------------*-----------
Besok pagi aku membuka bingkisan dari Ayah. Isinya Boneka. Setelah itu aku  mandi dan menyisir rambutku. Saat aku akan sarapan terdengar suara ayah dan ibu bertengkar diruang makan. Niatku untuk sarapan ku urungkan. Aku turun dari tangga.
“ Diam!” Air mataku mulai menetes.
“ Kalian berdua... kalian memang gak sayang sama aku! Aku capek kalau kayak begini... melihat kalian berantem terus!”
Aku membanting piring dimeja makan dan pergi meninggalkan ayah dan ibu. Sepanjang jalan air mataku jatuh. Rambutku yang terurai tersibak terhembus angin. Saat aku berjalan melewati lapangan basket banyak sekali yang memerhatikanku, karena aku berjalan sambil tak henti-hentinya menangis. Saat aku lewat didepan sekumpulan anak cowok, mereka juga memerhatikanku.
“ Siapa dia?” Tanya salah satu anak cowok.
“ Dia, namanya Deandra Alexandra. Kenapa cantik kan?”
“ Kelas berapa?”
“ Dia anak kelas VIII A.”
“ Dia cantik ya?” Rambutnya keriting ikal, matanya coklat, dan kulit sawo matang “ Tapi kenapa dia menangis?”
“ Gak tau. Lo samperin aja mana tau “ MODUS!””
 ------------*-----------
Ditaman sekolah aku menyendiri. Menatap keatas langit dengan mata yang sembab habis menangis. Kenapa harus begini, kenapa aku yang mesti merasakan ini semua. Tiba-tiba seseorang menghampiriku.

= Bersambung =

* Mohon maaf bila ada salah dalam pengetikan. Terima Kasih.

PERHATIAN!!
Jika hendak mengcopy-paste cerpen ini dari blog ini, mohon disertakan sumbernya dari http://iqbalramadani.blogdetik.com dan http://bosemga.blogspot.com  . dan cerpen ini bukan saya yang membuatnya tapi teman saya yang bernama : FARADILLA TSANIYAH, dan saya disini untuk mempublikasikannya.
Terima Kasih Telah Berkunjung...

0 komentar:

Post a Comment

Tolong berkomentar dengan baik dan sopan.
Terima Kasih

Advertisement